Selasa, 19 Juni 2012

Menumbuhkan Sifat Rendah Hati Dan Menghilangkan Sifat Takabur

  1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya siswa-siswi Diniyah Takmiliyah partisipasi dan keterlibatan peranan guru di dalam lingkungan sekolah yang memerlukan usaha-usaha sehingga menjadi kian dinamis dalam lingkungan sekolah. Membentuk dan dibentuk dengan prosedur-prosedur yang bersangkutan dengan aturan-aturan dan Undang-Undang sehingga mempunyai tujuan untuk saling menyempurnakan, saling menguatkan, dan saling meningkatkan.
Konsep Rendah Hati di kalangan siswa-siswi Diniyah Takmiliyah adalah modal utama untuk membangun sifat rendah hati siswa dan menjauhi sifat Sombong di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Siswa-siswi merupakan salah satu generasi penerus yang harus dididik di dalam tata krama, tingkah laku, gaya bahasa, rasa tanggung jawab, etika, kejujuran, dan sebagainya. Terutama dalam pendidikan akhlak.
Pendidikan keagamaan terutama pendidikaan akhlak merupakan pelajaran yang paling diutamakan karena keagamaan dan akhlak merupakan suatu tuntunan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karen itu, peranan guru dalam mendidik siswa harus benar-benar menerapkan sifat rendah hati pada siswa-siswi harus diperhatikan disebabkan bersangkutan dengan kewajiban-kewajiban hidup di dalam ajaran agama Islam.
Hal ini peranan guru merupakan pengabdian kepada sekolah yang dituntut dengan amal shaleh melalui perbuatan kepada siswa-siswi Diniyah Takmiliyah sebagai etos kerja eduktif.
Inilah indikator yang dapat dijadikan dalam tolak ukur mengetahui peranan guru dalam menerapkan sifat rendah hati pada lingkungan sekolah Diniyah Takmiliyah
  1. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana menanamkan sikap rengah hati terhadap siswa-siswi Diniyah Takmiliyah dalam kehidupan sehari-hari?
  2. Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa-siswi Diniyah Takmiliyah terhadap pendidikan akidah akhlak supaya lebih berpengaruh pada siswa?

  1. Tujuan dan Keguanaan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui bagaimana peranan penerapan sikap rendah terhadap siswa-siswi Diniyah Awwaliyah?
2.    Mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa-siswi Diniyah Takmiliyah terhadap pendidikan lebih berpengaruh pada kehidupan?
      Adapun keguanaan penelitian ini yaitu:
      Secara praktis: untuk metode yang tepat sebagai tolak ukur dalam menentukan cara pengembangan mendidik baik di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas.

  1. Kerangka Pemikiran
Setiap peranan guru perlu mengutamakan modal yaitu kemampuan, kejujuran dan disiplin. Itu juga contoh tangung jawab guru yang baik di sekolah maupun masyarakat sehingga akan mendapat kepercayaan masyarakat untuk mampu meningkatkan prestasi belajar mengajar di dalam lingkungan sekolah dan menjadi panutan anak didiknya.
Peranan guru dapat dipandang sebagai proses dan peristiwa pada pengembangan sikap rendah hati siswa dari suatu keadaan yang yang lebih baik.
Sedangkan peranan di dalam masyarakat dapat dikategorikan kepada beberapa tipe yaitu keterlibatan saling percaya dan saling menghargai.
Saling percaya dan saling menghargai merupakan keterlibatan dalam menentukan arah dan strategi kebijaksanaan. Saling percaya dan saling menghargai adalah manusiawi yang benar-benar penuh rasa tanggung jawab, ikhlas dan sosial. Secar etimologi di dalam masyarakat Islam berarti pengumpulan manusia yang beragama Islam.

  1. Langkah-langkah Penenlitian
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Metode Penelitian
Dalam metode ini penulis menggunakan metode deskriptif karena akan mencoba menganalisis masalah sifat sombong yang menghambat dalam perkembangan sifat rendah hati.
2.    Teknik Pengumpulan Data
a.      Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati langsung lokasi penelitian guna untuk mendapat penilaian terhadap Diniyah Awwaliyah.
b.      Angket
Teknik ini diambil untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan rendah hati anak dan sikap sombong anak di kelas, dengan cara membandingkan anak kelas 1,2,3,4,5 dan 6, alasannya menggunakan angket ini untuk memperoleh data yang objektif dan konkrit.

3.    Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah penting dan mutlak untuk dilaksanakan, sehingga dari penelitian yang dilaksanakan dapat diuji kebenarannya.dari uraian di atas, maka dalam pengolahan dan pelaksanaan datanya dapat ditempuh prosedur dengan cara berikut:
a.     Seleksi data dilakukan setelah seluruh angket terkumpul
b.     Pengolahan data yaitu yang didasarkan pada pengolahan yang diteliti dan metode yang digunakan, dan peneliti analisa dengan menggunakan pendekatan statistik.
F.    Kajian Pustaka Rendah Hati Melawan Kesombongan
Takabbur atau sombong adalah lawan kata dari tawaddu' atau rendah hati. Dan merupakan salah satu jenis penyakit hati yang telah memakan banyak korban seperti : Raja Fir'aun dan bala tentaranya, Namrud ,Abu Jahal dan Abu lahab, kaum Yahudi dan masih banyak contoh lagi.Menurut tata bahasa Takabbur semakna dengan ta'azhzum, yakni menampak-nampakkan keagungan dankebesarannya, merasa agung dan besar. Penyusun kamus Lisanul Arab mengatakan "takabbur dan istikbar ialah ta'azhzum, merasa besar dan menampak-nampakkan kebesarannya (sombong)." Perbedaan antaratakabbur, ujub dan ghurur adalah bahwa ujub itu mengagumi atau membanggakan diri dari segala seuatuyang timbul darinya, baik berupa perkataan maupun perbuatan tapi tidak merendahkan dan meremehkanorang lain.Ghurur adalah sikap ujub yang ditambah sikap meremehkan dan menganggap kecil apa yang timbul dariorang lain tapi tidak merendahkan orang lain.
Allah SWT berfirman:
"Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku." (Al-A'raf : 146).
Rasullullah SAW bersabda yang artinya
"Tidaklah masuk surga orang yang didalam hatinya ada penyakit kibr (takabbur) meskipun hanya seberat dzarroh."
Kemudian ada seorang laki-laki berkata:
"Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan sandal (sepatunya) bagus." 
Beliau menjawab,
"Sesungguhnya Allah itu indah danmenyukai keindahan. Kibr (takabbur atau sombong) itu ialah menolak kebenaran dan merendahkanorang lain.". (HR. Muslim)

Sebab-sebab Takabur

1.    Rusaknya penilaian dan tolak ukur kemuliaan manusia
Diantara factor yang menyebabkan timbulnya takabbur ialah terjadinya nilai dan cara pandangmanusia yang rusak. Mereka memandang mulia dan hormat kepada orang-orang yang kaya harta,meskipun dia itu ahli maksiat dan menjauhi manhaj dan aturan Allah. Orang yang hidup dalamkondisi seperti ini sudah barang tentu akan begitu mudah sombong, merendahkan dan meremehkan orang lain, kecuali orang yang dirahmati Allah
Allah berfirman yang artinya:
"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaika kepada mereka?. Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (Al-Mu'minun : 55-56)
"Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada kamu) dankami sekali-kali tidak akan diadzab. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehandi-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang di kehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula  anak-anak kamu yang mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga).". (Saba': 35-37)
2.    Membandingkan nikmat yang diperolehnya dengan yang diperoleh orang lain denganmelupakan Pemberi nikmat.
Karena hikmah yang hanya diketahui Allah sendiri, Dia memberikan nikmat secara berbeda-beda antara sebagian orang dan sebagian yang lain. Sebagimana firman Allah SWT, yang artinya:
"Dan berikanlah kepada merekA (orang-orang mukmin dan orang-orang kafir) sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.". (Al-Kahfi: 32)
"Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika iabercakap-cakap dengan dia: 'Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebihkuat". (Al-Kahfi: 34)

3.  Sikap tawadhu' orang lain yang berlebihan
Kadang-kadang ada sebagian orang yang bersikap tawadhu' secara berlebihan hingga tidak mau berhias dan mengenakan pakaian yang bagus, tidak peduli terhadap orang lain, bahkan tidak mau tampil ke depan untuk memikul amanat dan tanggung jawab. Sikap yang demikian ini kadang-kadang menimbulkan kesan negatif pada sebagian orang yang melihatnya, yang tidak mengetahui hakekat masalah sebenarnya. Lalu syaitan membisikkan ke dalam hatinya bahwa orang tersebut tidak menghias diri, tidak mengenakan pakaian bagus, dan tidak pernah tampil ke dalam mengurusi urusan umat adalah semata-mata karena miskin dan tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Anggapannya ini kemudian berkembang dengan memandang orang tersebut dengan pandangan rendah dan hina, dan sebaliknya menganggap dirinya lebih besar dan lebih agung. Inilah dia penyakit Takabur telah muncul. AlQur'an dan As-Sunnah telah mengantisipasi masalah ini. Karena itu disuruhnya manusia menampakkan nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)". (Adh-Dhuhaa : 11)
Sabda Nabi
"Sesungguhnya Allah itu bagus dan menyukai keindahan". (HR Muslim)
Para Salaf mengerti betul akan hal ini, karena itu mereka sangat antusias menceritakan nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka (dengan penuh rasa syukur, bukan sombong) dan mencela orang yang melalaikan hal ini. Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu'anhu berkata:
"Bila engkau memperoleh kebaikan atau melakukan kebaikan, maka ceritakanlah kepada orang yang dapat dipercaya dariantara teman-temanmu." (Al-Qurtubi, Al-Jami'Li Ahkamil Qur'an )
4.    Mengira nikmat yang diperolehnya akan kekal dan tidak akan lenyap.
Firaman Allah yang artinya :
"Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: 'Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akanmendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu”. (Al-Kahfi : 35-36)

5.    Karena mengungguli yang lain dalam memperoleh keutamaan.
Adakalanya yang memicu takabbur bagi seseorang ialah karena lebih unggul dari pada yang laindalam keutamaan. Atau lebih banyak melakukan keutamaan-keutamaan, misalnya dalam bidang ilmu,dakwah, jihad, pendidikan dll. Keunggulan semata-mata tidak ada artinya di hadapan Allah kalau tidak disertai dengan keikhlasan dan kejujuran. (Al-Hasyr : 8-10)
6.  Melupakan akibat buruk takabbur.
Diantara sebab timbulnya rasa takabbur adalah melupakan akan akibat buruknya.
Akibat Buruk dari Takabbur
1.    Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu.
Hal ini disebabkan orang yang takabbur merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah yang lain. Makasecara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati kedudukan Illahi. Orang seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yang pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yang mereka lewati, tapimereka berpaling dari padanya."       (Yusuf : 105)
2.    Kegoncangan jiwa
Orang yang takabbur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain, berkeinginan agar orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan untuk hal itu. Karena keengganan orang lain untuk menundukkan diri kepadanya, berarti ia gagal memasuki keinginannya. Maka sebagai akibatnya timbulah kegoncangan dalam jiwanya. Allah berfirman yang artinya:
"Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang  sempit." (Thaha : 124)
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, Tuhan akan memberinya siksaan yang berat"    (Al-Jin : 17)
3.    Selalu dalam keadaan aib dan kekurangan
Hal ini disebabkan orang yang sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala hal, maka iatidak mau intropeksi diri sehingga ia tidak mau menerima nasehat, pengarahan dan bimbingan dari orang lain.Sebagaimana firman Allah yang artinya: "(Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh dosanya,mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 81 )
4.    Terhalang untuk masuk Surga
Rasullullah SAW telah bersabda
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah dari takabbur…" (HR Muslim)
Cara Mengobati Takabbur

1.    Mengingat akibat-akibat dan bahaya yang ditimbulkan oleh takabbur, baik yang mengenai dirinyasendiri maupun mengenai amal Islami, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrowi
2.    Menengok orang sakit, meyaksikan orang yang akan meninggal dunia, menolong kesusahan,mengantarkan janazah dan ziarah kubur.
3.    Tidak berteman dengan orang-orang yang takabbur dan sebaliknya bersahabat dengan orang-orang yang tawadhu' dan ahli ibadah.
4.    Suka duduk-duduk bersama orang lemah, orang fakir dan miskin, bahkan makan dan minum bersama mereka; karena hal ini akan dapat membersihkan jiwa dan mengenbalikannya ke jalan yang lurus.
5.    Suka memikirkan dirinya dan alam semesta, bahkan merenungkan semua nikmat yangdiperolehnya sejak yang paling kecil hingga yang paling besar. Siapakah sumber semua itu?. Siapakah yang dapat menahan dan menghalanginya?. Dengan jalan bagaimanakah seorang hamba berhak mendapatkannya?. Bagaimanakah keadaan dirinya seandainya salah satu kenikmatan itu dicabut,apalagi bila dicabut seluruhnya?
6.    Memeperhatikan riwayat-riwayat orang takabur, bagaimana keadaan mereka dan bagaimanaakhirnya, sejak iblis, Namrud, Fir'aun, Haman, Qorun, Abu Jahal hingga para thaghut-thaghut, paradiktator dan orang-orang yang gemar berbuat dosa pada setiap waktu dan tempat.
7.    Menghadiri majlis-majlis taklim yang diasuh oleh ulama-ulama yang bisa dipercaya. Yang sadar akan tugas, kewajiban dan akan dirinya. Lebih-lebih majlis yang didalamnya sering diisi dengan peringatan peringatan dan penyucian jiwa.
8.    Meminta maaf kepada orang yang disombongi dan dihinanya
9.    Menampakkan nikmat yang diberikan Allah kepada dirinya dan menceritakannya kepada oranglain.Selalu mengingat tolak ukur keutamaan dan kemajuan Islam. Allah berfirman yang artinya
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu pada pandangan Allah ialah orang yang  paling bertakwa."           (Al-Hujarat: 13)
10. Rajin melakukan ketaatan, karena dengan melakukan ketaatan semata-mata mencari ridha Allah akan dapat membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran dan kehinaan-kehinaan, bahkan akan meningkatke derajat yang lebih tinggi. Sebagaimana firman Allah yang artinya "Barang siapa yang melakukan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia berimanmaka benar-benar Kami akan memberinya kehidupan yang baik " (An-Nahl: 97)
11. Melakukan instropeksi untuk mengetahui penyakit-penyakit hatinya sampai dapat mengobatinyahingga kelak akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan.
12. Selalu meminta pertolongan kepada Allah karena Dia akan menolong orang yang meminta pertolongan kepada Allah dan akan mengabulkan do'a orang-orang yang sungguh-sungguh memohon kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” (Al-Mu'min: 60)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Visi dari Diniyah Takmiliyah terwujudnya Madrasah berkualitas yang mandiri, kreatif, kompetitif dan penyempurnaan Pendidikan Agama Islam disekolah formal yang hanya mendapatkan dua jam setiap minggunya.
Sedangkan misi Diniyah Takmiliyah adalah:
a.      Mewujudkan proses pendidikan kreatif untuk mendorong pembinaan insan beriman, bertaqwa, cerdas, terampil, serta berakhlakul karimah.
b.      Mewujudkan peningkatan peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c.       Mendorong terciptanya lingkungan madrasah yang Islami sebagai perwujudan amar ma’ruf nahi munkar.
d.      Mewujudkan madrasah berprestasi yang mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional.
e.      Mewujudkan Kabupaten Tasikmalaya yang Religius Islami
Adapun Tujuan Diniyah Takmiliyah, yaitu:
a.      Menghasilkan proses pendidikan kreatif untuk mendorong pembinaan insan beriman, bertaqwa, cerdas, terampil, serta berakhlakul karimah.
b.      Menghasilkan peningkatan peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c.       Menghasilkan lingkungan madrasah yang Islami sebagai perwujudan amar ma’ruf nahi munkar .
d.      Menghasilkan peningkatan prestasi di tingkat regional maupun nasional bahkan Internasional.
KESIMPULAN
            Menurut penelitian yang kami temukan dan rasakan menumbuhkan sikap rendah hati dan menghilangkan sifat takabur pada diri murid-murid atau masyarakat harus berdasarkan contoh orang yang mengajak, menyuruh, menyampaikan, menanamkan sikap rendah hati tersebut. Tidak mungkin pendidik yang notabe dia sendiri takabur terus menyuruh kepada orang lain untuk berbuat rendah hati maka tanggapan orang atau murid-murid akan lain. Mereka pasti akan berkata : “Sebelum menyuruh orang lain tawadhu, tawadhukan dulu diri sendiri”.
Ingatlah bahwa sebagai seorang pendidik senantiasa ditiru oleh anak didiknya sebagaimana seorang anak yang selalu meniru apa yang dilakukan orang tuanya dirumah sebab guru adalah sebagai orang tua juga dilingkungan sekolah.
Semoga dengan pemaparan yang kami berikan menambah rasa kesadaran kita untuk selalu tawadhu dan berusaha mencegah bahkan menghilangkan sifat takabur, sebab setiap orang pasti pernah merasa didalam hatinya timbul ketakaburan baik yang disengaja maupun tidak, terasa atau tidak. Tapi bagaimanapun juga sikap tawadhu merupakan sifat yang sangat diwajibkan kepada siapapun dan sifat takabur merupakan salah satu perbuatan yang dilarang serta merupakan salah satu rajanya penyakit hati.
“Barang siapa yang tawadhu maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT dan barang siapa yang takabur maka akan direndahkan derajatnya oleh Allah SWT ditempat yang serendah-rendahnya”.
Dan yang lebih mengerikan lagi menurut beberapa pendapat para Ulama orang yang takabur tidak akan merasakan nikmatnya Surga. Na’uudzubillaah Tsumma Na’uudzubillaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar