- Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan berkembangnya siswa-siswi Diniyah Takmiliyah partisipasi dan
keterlibatan peranan guru di dalam lingkungan sekolah yang memerlukan
usaha-usaha sehingga menjadi kian dinamis dalam lingkungan sekolah. Membentuk
dan dibentuk dengan prosedur-prosedur yang bersangkutan dengan aturan-aturan
dan Undang-Undang sehingga mempunyai tujuan untuk saling menyempurnakan, saling
menguatkan, dan saling meningkatkan.
Konsep
Rendah Hati di kalangan siswa-siswi Diniyah Takmiliyah adalah modal
utama untuk membangun sifat rendah hati siswa dan menjauhi sifat Sombong
di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Siswa-siswi
merupakan salah satu generasi penerus yang harus dididik di dalam tata krama,
tingkah laku, gaya bahasa, rasa tanggung jawab, etika, kejujuran, dan
sebagainya. Terutama dalam pendidikan akhlak.
Pendidikan
keagamaan terutama pendidikaan akhlak merupakan pelajaran yang paling diutamakan
karena keagamaan dan akhlak merupakan suatu tuntunan hidup baik di dunia maupun
di akhirat. Oleh karen itu, peranan guru dalam mendidik siswa harus benar-benar
menerapkan sifat rendah hati pada siswa-siswi harus diperhatikan disebabkan
bersangkutan dengan kewajiban-kewajiban hidup di dalam ajaran agama Islam.
Hal
ini peranan guru merupakan pengabdian kepada sekolah yang dituntut dengan amal
shaleh melalui perbuatan kepada siswa-siswi Diniyah Takmiliyah sebagai etos
kerja eduktif.
Inilah indikator yang dapat
dijadikan dalam tolak ukur mengetahui peranan guru dalam menerapkan sifat
rendah hati pada lingkungan sekolah Diniyah Takmiliyah
- Perumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah di atas, maka penelitian merumuskan masalah sebagai
berikut:
- Bagaimana menanamkan sikap rengah hati terhadap siswa-siswi Diniyah Takmiliyah dalam kehidupan sehari-hari?
- Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa-siswi Diniyah Takmiliyah terhadap pendidikan akidah akhlak supaya lebih berpengaruh pada siswa?
- Tujuan dan Keguanaan Penelitian
Sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui
bagaimana peranan penerapan sikap rendah terhadap siswa-siswi Diniyah Awwaliyah?
2.
Mengetahui
bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa-siswi Diniyah
Takmiliyah terhadap pendidikan lebih berpengaruh pada kehidupan?
Adapun keguanaan penelitian ini yaitu:
Secara praktis: untuk metode yang tepat sebagai
tolak ukur dalam menentukan cara pengembangan mendidik baik di lingkungan
sekolah maupun di dalam kelas.
- Kerangka Pemikiran
Setiap
peranan guru perlu mengutamakan modal yaitu kemampuan, kejujuran dan disiplin.
Itu juga contoh tangung jawab guru yang baik di sekolah maupun masyarakat
sehingga akan mendapat kepercayaan masyarakat untuk mampu meningkatkan prestasi
belajar mengajar di dalam lingkungan sekolah dan menjadi panutan anak didiknya.
Peranan
guru dapat dipandang sebagai proses dan peristiwa pada pengembangan sikap
rendah hati siswa dari suatu keadaan yang yang lebih baik.
Sedangkan
peranan di dalam masyarakat dapat dikategorikan kepada beberapa tipe yaitu
keterlibatan saling percaya dan saling menghargai.
Saling percaya dan saling
menghargai merupakan keterlibatan dalam menentukan arah dan strategi
kebijaksanaan. Saling percaya dan saling menghargai adalah manusiawi yang
benar-benar penuh rasa tanggung jawab, ikhlas dan sosial. Secar etimologi di
dalam masyarakat Islam berarti pengumpulan manusia yang beragama Islam.
- Langkah-langkah Penenlitian
Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Metode
Penelitian
Dalam
metode ini penulis menggunakan metode deskriptif karena akan mencoba menganalisis
masalah sifat sombong yang menghambat dalam perkembangan sifat rendah hati.
2.
Teknik
Pengumpulan Data
a.
Observasi
Observasi
dilakukan dengan mengamati langsung lokasi penelitian guna untuk mendapat
penilaian terhadap Diniyah Awwaliyah.
b.
Angket
Teknik
ini diambil untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan rendah hati anak dan
sikap sombong anak di kelas, dengan cara membandingkan anak kelas 1,2,3,4,5 dan
6, alasannya menggunakan angket ini untuk memperoleh data yang objektif dan
konkrit.
3.
Teknik
Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan
data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah penting dan mutlak untuk
dilaksanakan, sehingga dari penelitian yang dilaksanakan dapat diuji
kebenarannya.dari uraian di atas, maka dalam pengolahan dan pelaksanaan datanya
dapat ditempuh prosedur dengan cara berikut:
a.
Seleksi
data dilakukan setelah seluruh angket terkumpul
b.
Pengolahan
data yaitu yang didasarkan pada pengolahan yang diteliti dan metode yang
digunakan, dan peneliti analisa dengan menggunakan pendekatan statistik.
F.
Kajian
Pustaka Rendah Hati Melawan Kesombongan
Takabbur atau
sombong adalah lawan kata dari tawaddu' atau rendah hati. Dan merupakan salah
satu jenis penyakit hati yang telah memakan banyak korban seperti
: Raja Fir'aun dan bala tentaranya, Namrud ,Abu
Jahal dan Abu lahab, kaum Yahudi dan masih banyak contoh lagi.Menurut
tata bahasa Takabbur semakna dengan ta'azhzum, yakni menampak-nampakkan
keagungan dankebesarannya, merasa agung dan
besar. Penyusun kamus Lisanul Arab mengatakan "takabbur dan istikbar ialah
ta'azhzum, merasa besar dan menampak-nampakkan kebesarannya (sombong)."
Perbedaan antaratakabbur, ujub dan ghurur adalah bahwa ujub itu mengagumi atau
membanggakan diri dari segala seuatuyang timbul darinya, baik berupa perkataan
maupun perbuatan tapi tidak merendahkan dan meremehkanorang lain.Ghurur adalah
sikap ujub yang ditambah sikap meremehkan dan menganggap kecil apa yang timbul
dariorang lain tapi tidak merendahkan orang lain.
Allah SWT berfirman:
"Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa
alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku." (Al-A'raf : 146).
Rasullullah SAW bersabda yang artinya
"Tidaklah masuk surga orang yang didalam hatinya ada
penyakit kibr (takabbur) meskipun hanya seberat dzarroh."
Kemudian ada seorang laki-laki berkata:
"Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya
bagus dan sandal (sepatunya) bagus."
Beliau menjawab,
"Sesungguhnya
Allah itu indah danmenyukai keindahan. Kibr
(takabbur atau sombong) itu ialah menolak kebenaran dan merendahkanorang
lain.". (HR. Muslim)
Sebab-sebab
Takabur
1.
Rusaknya penilaian dan tolak ukur
kemuliaan manusia
Diantara factor yang menyebabkan timbulnya takabbur ialah
terjadinya nilai dan cara pandangmanusia yang rusak. Mereka memandang mulia dan hormat kepada
orang-orang yang kaya harta,meskipun dia itu ahli maksiat dan menjauhi manhaj
dan aturan Allah. Orang yang hidup dalamkondisi
seperti ini sudah barang tentu akan begitu mudah sombong, merendahkan dan
meremehkan orang lain, kecuali orang yang dirahmati Allah
Allah
berfirman yang artinya:
"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak
yang Kami berikan kepada mereka itu(berarti bahwa), Kami bersegera
memberikan kebaikan-kebaika kepada mereka?. Tidak, sebenarnya mereka tidak
sadar." (Al-Mu'minun : 55-56)
"Dan
mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari
pada kamu) dankami sekali-kali tidak akan diadzab. Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehandi-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang di
kehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan
sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula
anak-anak kamu yang
mendekatkatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang
berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka
aman sentosa ditempat-tempat yang tinggi (dalam surga).". (Saba': 35-37)
2.
Membandingkan
nikmat yang diperolehnya dengan yang diperoleh orang lain denganmelupakan
Pemberi nikmat.
Karena
hikmah yang hanya diketahui Allah sendiri, Dia memberikan nikmat secara
berbeda-beda antara sebagian orang dan
sebagian yang lain. Sebagimana firman Allah SWT, yang artinya:
"Dan berikanlah kepada merekA (orang-orang mukmin
dan orang-orang kafir) sebuah perumpamaan dua orang laki-laki,
Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur
dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua
kebun itu Kami buatkan ladang.". (Al-Kahfi: 32)
"Dan
dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin)
ketika iabercakap-cakap dengan dia: 'Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan
pengikut-pengikutku lebihkuat". (Al-Kahfi: 34)
3. Sikap tawadhu' orang lain yang berlebihan
Kadang-kadang ada sebagian orang yang bersikap tawadhu'
secara berlebihan hingga tidak mau berhias dan mengenakan pakaian yang
bagus, tidak peduli terhadap orang lain, bahkan tidak mau tampil ke depan
untuk memikul amanat dan tanggung jawab. Sikap yang demikian ini kadang-kadang menimbulkan
kesan negatif pada sebagian orang yang melihatnya, yang tidak mengetahui
hakekat masalah sebenarnya. Lalu syaitan
membisikkan ke dalam hatinya bahwa orang tersebut tidak menghias
diri, tidak mengenakan pakaian bagus, dan tidak pernah tampil ke dalam
mengurusi urusan umat adalah semata-mata karena miskin dan tidak mempunyai
kemampuan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Anggapannya ini kemudian
berkembang dengan memandang orang tersebut dengan pandangan rendah dan hina,
dan sebaliknya menganggap dirinya lebih besar dan lebih agung. Inilah dia
penyakit Takabur telah muncul. AlQur'an dan As-Sunnah telah mengantisipasi
masalah ini. Karena itu disuruhnya manusia
menampakkan nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
"Dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur)". (Adh-Dhuhaa : 11)
Sabda Nabi
"Sesungguhnya
Allah itu bagus dan menyukai keindahan". (HR Muslim)
Para
Salaf mengerti betul akan hal ini, karena itu mereka sangat antusias
menceritakan nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka (dengan penuh
rasa syukur, bukan sombong) dan mencela orang yang
melalaikan hal ini. Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu'anhu berkata:
"Bila engkau memperoleh kebaikan atau melakukan
kebaikan, maka ceritakanlah kepada orang yang dapat dipercaya dariantara
teman-temanmu." (Al-Qurtubi,
Al-Jami'Li Ahkamil Qur'an )
4.
Mengira nikmat
yang diperolehnya akan kekal dan tidak akan lenyap.
Firaman
Allah yang artinya :
"Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap
dirinya sendiri; ia berkata: 'Aku kira kebun ini tidak akan
binasa selama-lamanya dan aku tidak mengira hari
kiamat itu akan datang dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku
akanmendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu”. (Al-Kahfi
: 35-36)
5.
Karena
mengungguli yang lain dalam memperoleh keutamaan.
Adakalanya
yang memicu takabbur bagi seseorang ialah karena lebih unggul dari pada yang
laindalam keutamaan. Atau lebih banyak
melakukan keutamaan-keutamaan, misalnya dalam bidang ilmu,dakwah, jihad,
pendidikan dll. Keunggulan semata-mata tidak ada artinya di hadapan Allah kalau tidak disertai dengan keikhlasan dan
kejujuran. (Al-Hasyr : 8-10)
6. Melupakan akibat buruk takabbur.
Diantara sebab timbulnya rasa takabbur adalah melupakan
akan akibat buruknya.
Akibat
Buruk dari Takabbur
1. Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran
terhadap sesuatu.
Hal ini
disebabkan orang yang takabbur merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah yang
lain. Makasecara sadar atau tidak sadar ia telah
melampaui batas hingga menempati kedudukan Illahi. Orang seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi
dan sangsi atau hukuman yang pertama ialah terhalang dari memperhatikan
dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan betapa
banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yang mereka lewati, tapimereka
berpaling dari padanya." (Yusuf
: 105)
2. Kegoncangan jiwa
Orang yang
takabbur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain, berkeinginan agar orang
lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia
sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian
dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan untuk hal itu. Karena
keengganan orang lain untuk menundukkan diri kepadanya, berarti ia gagal
memasuki keinginannya. Maka sebagai
akibatnya timbulah kegoncangan dalam jiwanya. Allah berfirman yang
artinya:
"Barang
siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit." (Thaha : 124)
"Dan barang siapa berpaling dari
peringatan Tuhannya, Tuhan akan memberinya siksaan yang berat" (Al-Jin : 17)
3. Selalu dalam keadaan aib dan kekurangan
Hal ini disebabkan orang yang sombong
mengira dirinya telah sempurna dalam segala hal, maka iatidak mau intropeksi
diri sehingga ia tidak mau menerima nasehat, pengarahan dan bimbingan dari orang lain.Sebagaimana firman Allah yang
artinya: "(Bukan demikian), yang benar,
barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh dosanya,mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 81 )
4. Terhalang untuk masuk Surga
Rasullullah
SAW telah bersabda
"Tidak masuk surga orang yang di
dalam hatinya terdapat seberat dzarrah dari takabbur…" (HR Muslim)
Cara Mengobati
Takabbur
1. Mengingat
akibat-akibat dan bahaya yang ditimbulkan oleh takabbur, baik yang mengenai
dirinyasendiri maupun mengenai amal Islami, baik yang bersifat duniawi maupun
ukhrowi
2. Menengok orang sakit, meyaksikan orang yang akan
meninggal dunia, menolong kesusahan,mengantarkan
janazah dan ziarah kubur.
3. Tidak berteman dengan orang-orang yang takabbur dan
sebaliknya bersahabat dengan orang-orang
yang tawadhu' dan ahli ibadah.
4. Suka duduk-duduk bersama orang lemah, orang fakir dan
miskin, bahkan makan dan minum bersama mereka; karena hal ini
akan dapat membersihkan jiwa dan mengenbalikannya ke jalan yang lurus.
5. Suka memikirkan dirinya dan alam semesta, bahkan
merenungkan semua nikmat yangdiperolehnya sejak yang paling kecil
hingga yang paling besar. Siapakah sumber semua itu?. Siapakah yang dapat menahan dan menghalanginya?. Dengan
jalan bagaimanakah seorang hamba berhak mendapatkannya?. Bagaimanakah
keadaan dirinya seandainya salah satu kenikmatan itu dicabut,apalagi
bila dicabut seluruhnya?
6. Memeperhatikan riwayat-riwayat orang takabur, bagaimana
keadaan mereka dan bagaimanaakhirnya, sejak iblis, Namrud,
Fir'aun, Haman, Qorun, Abu Jahal hingga para thaghut-thaghut, paradiktator dan orang-orang yang gemar berbuat dosa
pada setiap waktu dan tempat.
7. Menghadiri
majlis-majlis taklim yang diasuh oleh ulama-ulama yang bisa dipercaya. Yang
sadar akan tugas, kewajiban dan akan dirinya. Lebih-lebih majlis yang
didalamnya sering diisi dengan peringatan
peringatan dan penyucian jiwa.
8. Meminta maaf kepada orang yang disombongi dan dihinanya
9. Menampakkan
nikmat yang diberikan Allah kepada dirinya dan menceritakannya kepada
oranglain.Selalu mengingat tolak ukur
keutamaan dan kemajuan Islam. Allah berfirman yang artinya
"Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantaramu pada pandangan Allah ialah orang yang paling
bertakwa." (Al-Hujarat: 13)
10. Rajin melakukan ketaatan, karena dengan melakukan
ketaatan semata-mata mencari ridha Allah akan dapat membersihkan
jiwa dari kotoran-kotoran dan kehinaan-kehinaan, bahkan akan meningkatke derajat yang lebih tinggi. Sebagaimana firman
Allah yang artinya "Barang siapa
yang melakukan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia berimanmaka
benar-benar Kami akan memberinya kehidupan yang baik " (An-Nahl: 97)
11. Melakukan
instropeksi untuk mengetahui penyakit-penyakit hatinya sampai dapat
mengobatinyahingga kelak akan memperoleh
kebahagiaan dan keberuntungan.
12. Selalu
meminta pertolongan kepada Allah karena Dia
akan menolong orang yang meminta pertolongan kepada Allah dan akan
mengabulkan do'a orang-orang yang sungguh-sungguh memohon kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah yang
artinya:
"Dan Tuhanmu
berfirman: 'Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam
keadaan hina dina” (Al-Mu'min: 60)
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Visi dari Diniyah Takmiliyah
terwujudnya Madrasah berkualitas yang mandiri, kreatif, kompetitif dan
penyempurnaan Pendidikan Agama Islam disekolah formal yang hanya mendapatkan
dua jam setiap minggunya.
Sedangkan misi Diniyah
Takmiliyah adalah:
a. Mewujudkan
proses pendidikan kreatif untuk mendorong pembinaan insan beriman, bertaqwa,
cerdas, terampil, serta berakhlakul karimah.
b. Mewujudkan
peningkatan peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Mendorong
terciptanya lingkungan madrasah yang Islami sebagai perwujudan amar ma’ruf nahi
munkar.
d. Mewujudkan
madrasah berprestasi yang mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional.
e. Mewujudkan
Kabupaten Tasikmalaya yang Religius Islami
Adapun
Tujuan Diniyah Takmiliyah, yaitu:
a. Menghasilkan
proses pendidikan kreatif untuk mendorong pembinaan insan beriman, bertaqwa,
cerdas, terampil, serta berakhlakul karimah.
b. Menghasilkan
peningkatan peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Menghasilkan
lingkungan madrasah yang Islami sebagai perwujudan amar ma’ruf nahi munkar .
d. Menghasilkan
peningkatan prestasi di tingkat regional maupun nasional bahkan Internasional.
KESIMPULAN
Menurut penelitian yang kami temukan dan rasakan
menumbuhkan sikap rendah hati dan menghilangkan sifat takabur pada diri
murid-murid atau masyarakat harus berdasarkan contoh orang yang mengajak,
menyuruh, menyampaikan, menanamkan sikap rendah hati tersebut. Tidak mungkin
pendidik yang notabe dia sendiri takabur terus menyuruh kepada orang lain untuk
berbuat rendah hati maka tanggapan orang atau murid-murid akan lain. Mereka
pasti akan berkata : “Sebelum menyuruh orang lain tawadhu, tawadhukan dulu diri
sendiri”.
Ingatlah bahwa sebagai seorang pendidik senantiasa
ditiru oleh anak didiknya sebagaimana seorang anak yang selalu meniru apa yang
dilakukan orang tuanya dirumah sebab guru adalah sebagai orang tua juga
dilingkungan sekolah.
Semoga dengan pemaparan yang kami berikan menambah
rasa kesadaran kita untuk selalu tawadhu dan berusaha mencegah bahkan
menghilangkan sifat takabur, sebab setiap orang pasti pernah merasa didalam
hatinya timbul ketakaburan baik yang disengaja maupun tidak, terasa atau tidak.
Tapi bagaimanapun juga sikap tawadhu merupakan sifat yang sangat diwajibkan
kepada siapapun dan sifat takabur merupakan salah satu perbuatan yang dilarang
serta merupakan salah satu rajanya penyakit hati.
“Barang siapa yang tawadhu maka akan ditinggikan
derajatnya oleh Allah SWT dan barang siapa yang takabur maka akan direndahkan
derajatnya oleh Allah SWT ditempat yang serendah-rendahnya”.
Dan yang lebih mengerikan lagi menurut beberapa
pendapat para Ulama orang yang takabur tidak akan merasakan nikmatnya Surga. Na’uudzubillaah
Tsumma Na’uudzubillaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar